Studi Jenjang Pendidikan Dokter Sampai Jadi Profesor

Dokter disebut sebagai salah satu pekerjaan yang paling mulia. Selain itu, banyak orang yang menganggap profesi dokter merupakan profesi yang punya prospek jaman depan yang cerah. Tak ayal, banyak orang yang bercita-cita jadi dokter.

Tentunya di balik prospek kerja yang bagus, perjalanan menuju dokter spesialis hingga profesor punya selagi yang panjang.

Prosesnya butuh tenaga dan juga selagi yang tidak sedikit. Belum lagi, banyaknya orang yang mendambakan profesi ini memicu persaingan jurusan kedokteran jadi sengit.

Namun, bagaimana proses yang perlu dijalani seandainya mendambakan mendapatkan gelar dokter hingga profesor?

Berapa lama selagi yang dibutuhkan? Berikut langkah-langkah yang perlu dijalani untuk mampu jadi dokter hingga professor Bimbel PPDS.

Sarjana Kedokteran (S1)

Di bagian ini, mahasiswa dapat mempelajari segala pengetahuan yang terkait bersama dunia medis, baik itu teori dan praktik. Selain itu, mahasiswa terhitung dapat ikuti perkuliahan interaktif, seminar, praktikum hingga praktek lapangan.

Sistem perkuliahan sarjana kedokteran sedikit tidak sama bersama jurusan lain. Pada jenjang pendidikan ini, jurusan pendidikan kedokteran pakai proses blok.

Sistem blok ini nantinya terbagi berdasarkan masing-masing materi yang dapat dipelajari, seandainya Blok Ilmu Kedokteran Masyarakat atau Blok Biosains.

Setelah jaman pembelajaran tiap blok selesai, dapat diadakan ujian atau evaluasi. Sarjana kedokteran ditempuh tidak cukup lebih sepanjang 3,5 hingga 4 tahun bersama gelar S.Ked.

Pendidikan Profesi

Hal setelah itu yang perlu ditempuh sarjana kedokteran adalah menyita pendidikan profesi, biasa disebut dokter muda atau koas (co-ass atau co-assistent). Di bagian ini, dokter muda dapat terjun langsung dan bertemu bersama pasien rumah sakit.

Tentunya, dokter muda dapat belajar langsung bagaimana menanggulangi pasien, menyita darah, menyuntik, hingga jadi asisten selagi berjalannya operasi. Terdapat terhitung proses rotasi di mana koas dapat bergantian mempelajari cocok bersama anggota yang perlu dipelajari. Pendidikan profesi tidak cukup lebih memakan selagi 1,5 – 2 tahun.

Ujian Sertifikasi

Selepas menyelesaikan pendidikan profesi, calon dokter perlu ikuti Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Kedokteran (UKMPPD). Ujian berikut diadakan oleh Kemristekdikti dan lebih dari satu instansi mengenai lainnya (Kementerian Kesehatan, Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia, Konsil Kedokteran Indonesia, dan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia).

Terdapat dua style tes, yaitu tes tulis Computer Based Test (CBT) dan tes praktek Obejctive Structured Clinical Examination (OSCE).

Internship

Tahap internship merupakan bagian terakhir sebelum seseorang resmi jadi dokter. Kurang lebih sepanjang setahun, internship dilaksanakan bersama bimbingan dokter senior. Namun, di bagian ini calon dokter udah punya jam kerja sendiri layaknya dokter sungguhan. Setelah menyelesaikan bagian internship, gelar calon dokter dapat beralih jadi dokter umum.

Pendidikan Spesialis

Apabila dokter lazim mendambakan mendalami pengetahuan kedokteran di bidang tertentu, maka bagian setelah itu yang dapat dijalani adalah menyita pendidikan spesialis. Biasanya, pendidikan spesialis dapat memakan selagi empat hingga enam tahun bergantung bidang pengetahuan yang diambil. Seorang dokter dapat menyandang gelar tambahan di belakang nama, bergantung dari pengetahuan yang diambilnya.

Pascasarjana (S2)

Perlu diingat bahwa jenjang pendidikan S2 kedokteran atau pascasarjana kedokteran tidak sama bersama pendidikan spesialis. Magister merupakan sambungan dari dokter umum. Nantinya, dokter yang menempuh pendidikan pascasarjana dapat mempunyai gelar magister. Tahap ini memakan selagi tidak cukup lebih dua tahun.

Doktor (S3)

Magister yang mendambakan ulang melanjutkan pendidikannya mampu menempuh program doktor (S3). Jenjang doktor ini tidak cukup lebih memakan selagi tiga tahun.

Profesor

Profesor adalah jabatan akademik tertinggi dalam satuan pendidikan tinggi. Karena itu, profesor, atau dikenal terhitung bersama istilah guru besar, bukanlah sebuah gelar. Untuk capai jabatan ini, tersedia lebih dari satu syarat yang perlu dipenuhi. Mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 17 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsionap Dosen dan Angka Kreditnya, tersedia lebih dari satu syarat jadi profesor, yaitu:

-Memiliki ijazah Doktor (S3) atau yang sederajat.

-Paling singkat 3 tahun sesudah mendapatkan ijazah Doktor (S3).

-Karya ilmiah yang dipublikasikan pada jurnal internasional bereputasi.

-Memiliki pengalaman kerja sebagai dosen paling singkat 10 tahun.

Total selagi yang dibutuhkan adalah kurang lebih 6 tahun untuk jadi dokter lazim dan 12 tahun untuk jadi dokter spesialis. Sedangkan terkecuali mendambakan jadi profesor, perlu mempunyai pengalaman 10 tahun sebagai dosen. Salah satu syarat jadi dosen adalah udah menyelesaikan program pascasarjana dan punya gelar Magister (S2).